Universitas Airlangga senantiasa akan memberikan pelayanan terbaik kepada setiap mahasiswanya, tidak hanya dalam pembelajaran namun juga secara personal. Hal ini dilakukan karena tidak menutup kemungkinan secara personal ada mahasiswa yang mengalami problem dan kesulitan memecahkan masalahnya. Untuk itulah wadah Help Center (HC) UNAIR hadir untuk memberi konsultasi secara gratis.
”Goalnya untuk kebaikan mahasiswa UNAIR,” tandas Dr. M. Hadi Shubhan, SH., MH., CN., Direktur Kemahasiswaan Universitas Airlangga, ketika membuka “Lokakarya Sosialisasi Peran dan Fungsi Help Center Universitas Airlangga” di Gedung Student Center, kampus C UNAIR, Senin (21/11).
Lokakarya ini diikuti mahasiswa dari perwakilan semua fakultas dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) UNAIR. HC yang saat ini diketuai Dra. Liestianingsih Dwi Dayanti, M.Si., dalam lokakarya ini menghadirkan dua nara sumber, yaitu Prof. Dra. Myrtati Dyah Artaria, M.A., Ph.D, Guru Besar Sosiologi FISIP UNAIR dan perintis HC UNAIR, serta Dr. Dewi Retno Suminar, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Psikologi UNAIR.
Help Center UNAIR sudah resmi diresmikan tahun 2014 dibawah Direktorat Kemahasiswaan. Namun rupanya keberadaan lembaga HC yang ditulangpunggungi para dosen dengan kompetensi terkait ini belum maksimal dimanfaatkan mahasiswa. Karena itu Dirmawa akan menginformasikan keberadaan HC ini dalam setiap kegiatan kemahasiswaan di UNAIR.
Ditambahkan oleh Dr. Hadi Shubhan bahwa pembahasan mengenai HC ini menjadi menarik, setelah dalam rapat pimpinan di UNAIR belum lama ini, justru hal ini yang dibahas selain juga tentang UKM, prestasi mahasiswa, bidikmisi, dan kegiatan kemahasiswaan lainnya.
”Kalau ada mahasiswa mempunyai problem pribadi yang berdampak sampai pada proses dan hasil studinya, itu kasihan dan harus dibantu. Mungkin selama ini mereka bingung mau ‘curhat’ (mencurahkan isi hati – red) ke siapa. Masa ke ibu kos atau tetangga, kan tidak pas. Jadi yang tepat ya ke help center untuk dibantu secara personal,” kata Hadi Shubhan.
Problem yang bisa dikonsultasikan itu menyangkut semua masalah yang dihadapi. Misalnya menyangkut hubungan antar-mahasiswa, stres, problem studi, pelecehan seksual, sampai kurang bisa bergaul sehingga misalnya sudah hampir lulus tetapi belum punya pacar, dsb.
”Dari HC ini setidaknya akan membantu memecahkan persoalan, memberikan terapi, ya setidaknya siap menjadi teman curhat dan dijamin kerahasiaannya,” tambah Direktur Kemahasiswaa UNAIr itu.
Hal senada disampaikan Prof. Myrtati Dyah Artaria, bahwa kebutuhan berbicara bagi seseorang yang menyangkut masalah pribadi, memang diperlukan, apalagi bagi mahasiswa rantau. Berbagai problem bisa dibawa ke HC, misalnya persoalan akademik, persoalan pribadi seperti rendah diri, kurang bisa bergaul, masalah pacar, stress, cemas, kekerasan, hingga masalah confidensiality.
”Silakan mahasiswa menghubungi HC, baik via telepon, email, facebook, twitter. Waktu dan lokasi pertemuan bisa diatur berdasarkan kesepakatan, yang jelas di lingkungan kampus dan aman,” tambah Prof. Myrtati.
Menurut Dr. Dewi Retno Suminar, M.Si., ia masih mengkategorikan mahasiswa dalam usia remaja, dimana ia membagi dua klasifikasi antara remaja madya dan remaja akhir. Sedang problem-problem remaja selalu ada. Bahkan persoalan kecil pun, karena belum punya wawasan dan pengalaman, maka sampai berpengaruh pada prestasi belajarnya. Misalnya banyak tugas, persoalan antara-kawan satu-kos, persoalan ekonomi, dsb.
”Bersama HC kami berharap masalah-masalah pribadi mahasiswa UNAIR, bila ada, bisa diselesaikan secara intern, sehingga tidak sampai keluar yang justru akan menambah permasalahan,” tambah dosen Fakultas Psikologi UNAIR itu.
Kedua nara sumber berharap dengan melibatkan BEM (Badan Eksekutif mahasiswa) dalam ikut menggaungkan “HC UNAIR Perduli” melalui kegiatan rutin, maka kedepan awarenessmahasiswa menjadi semakin baik, kampus lebih kondusif, bebas dari pelanggaran HAM, mengutamakan tindakan preventif, dan mengaktifkan peran 4P yaitu: pencegahan, pengingat, penolong, dan penasehat. (*)
Penulis: Bambang Bes