Minggu, 16 Desember 2018

’Help Center’ UNAIR Siap Dampingi Mahasiswa Atasi Masalah Personal



Universitas Airlangga senantiasa akan memberikan pelayanan terbaik kepada setiap mahasiswanya, tidak hanya dalam pembelajaran namun juga secara personal. Hal ini dilakukan karena tidak menutup kemungkinan secara personal ada mahasiswa yang mengalami problem dan kesulitan memecahkan masalahnya. Untuk itulah wadah Help Center (HC) UNAIR hadir untuk memberi konsultasi secara gratis.
”Goalnya untuk kebaikan mahasiswa UNAIR,” tandas Dr. M. Hadi Shubhan, SH., MH., CN., Direktur Kemahasiswaan Universitas Airlangga, ketika membuka “Lokakarya Sosialisasi Peran dan Fungsi Help Center Universitas Airlangga” di Gedung Student Center, kampus C UNAIR, Senin (21/11).
Lokakarya ini diikuti mahasiswa dari perwakilan semua fakultas dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) UNAIR. HC yang saat ini diketuai Dra. Liestianingsih Dwi Dayanti, M.Si., dalam lokakarya ini menghadirkan dua nara sumber, yaitu Prof. Dra. Myrtati Dyah Artaria, M.A., Ph.D, Guru Besar Sosiologi FISIP UNAIR dan perintis HC UNAIR, serta Dr. Dewi Retno Suminar, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Psikologi UNAIR.
Help Center UNAIR sudah resmi diresmikan tahun 2014 dibawah Direktorat Kemahasiswaan. Namun rupanya keberadaan lembaga HC yang ditulangpunggungi para dosen dengan kompetensi terkait ini belum maksimal dimanfaatkan mahasiswa. Karena itu Dirmawa akan menginformasikan keberadaan HC ini dalam setiap kegiatan kemahasiswaan di UNAIR.
Ditambahkan oleh Dr. Hadi Shubhan bahwa pembahasan mengenai HC ini menjadi menarik, setelah dalam rapat pimpinan di UNAIR belum lama ini, justru hal ini yang dibahas selain juga tentang UKM, prestasi mahasiswa, bidikmisi, dan kegiatan kemahasiswaan lainnya.
”Kalau ada mahasiswa mempunyai problem pribadi yang berdampak sampai pada proses dan hasil studinya, itu kasihan dan harus dibantu. Mungkin selama ini mereka bingung mau ‘curhat’ (mencurahkan isi hati – red) ke siapa. Masa ke ibu kos atau tetangga, kan tidak pas. Jadi yang tepat ya ke help center untuk dibantu secara personal,” kata Hadi Shubhan.
Problem yang bisa dikonsultasikan itu menyangkut semua masalah yang dihadapi. Misalnya menyangkut hubungan antar-mahasiswa, stres, problem studi, pelecehan seksual, sampai kurang bisa bergaul sehingga misalnya sudah hampir lulus tetapi belum punya pacar, dsb.
”Dari HC ini setidaknya akan membantu memecahkan persoalan, memberikan terapi, ya setidaknya siap menjadi teman curhat dan dijamin kerahasiaannya,” tambah Direktur Kemahasiswaa UNAIr itu.
Hal senada disampaikan Prof. Myrtati Dyah Artaria, bahwa kebutuhan berbicara bagi seseorang yang menyangkut masalah pribadi, memang diperlukan, apalagi bagi mahasiswa rantau. Berbagai problem bisa dibawa ke HC, misalnya persoalan akademik, persoalan pribadi seperti rendah diri, kurang bisa bergaul, masalah pacar, stress, cemas, kekerasan, hingga masalah confidensiality.
”Silakan mahasiswa menghubungi HC, baik via telepon, email, facebook, twitter. Waktu dan lokasi pertemuan bisa diatur berdasarkan kesepakatan, yang jelas di lingkungan kampus dan aman,” tambah Prof. Myrtati.
Menurut Dr. Dewi Retno Suminar, M.Si., ia masih mengkategorikan mahasiswa dalam usia remaja, dimana ia membagi dua klasifikasi antara remaja madya dan remaja akhir. Sedang problem-problem remaja selalu ada. Bahkan persoalan kecil pun, karena belum punya wawasan dan pengalaman, maka sampai berpengaruh pada prestasi belajarnya. Misalnya banyak tugas, persoalan antara-kawan satu-kos, persoalan ekonomi, dsb.
”Bersama HC kami berharap masalah-masalah pribadi mahasiswa UNAIR, bila ada, bisa diselesaikan secara intern, sehingga tidak sampai keluar yang justru akan menambah permasalahan,” tambah dosen Fakultas Psikologi UNAIR itu.
Kedua nara sumber berharap dengan melibatkan BEM (Badan Eksekutif mahasiswa) dalam ikut menggaungkan “HC UNAIR Perduli” melalui kegiatan rutin, maka kedepan awarenessmahasiswa menjadi semakin baik, kampus lebih kondusif, bebas dari pelanggaran HAM, mengutamakan tindakan preventif, dan mengaktifkan peran 4P yaitu: pencegahan, pengingat, penolong, dan penasehat. (*)
Penulis: Bambang Bes

Help Center Ajak Mahasiswa Disabilitas dan Umum Ikuti Pelatihan Menulis




Kegiatan menulis karya ilmiah seperti esai, makalah, hingga jurnal tak pernah lepas dari kehidupan pendidikan sivitas akademika. Oleh karena itu, sivitas akademika harus terus mengasah kemampuan menulis di bidang akademik. Salah satunya, melalui pelatihan menulis esai dan produk jurnalistik.
Pelatihan itu diperuntukkan untuk sivitas akademika, termasuk mahasiswa Universitas Airlangga dengan disabilitas. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan penulisan karya ilmiah, seperti esai, makalah, dan jurnal.
Ketua Help Center UNAIR Prof. Myrtati Diah Artaria, M.A., Ph.D., mengatakan, cara berkomunikasi mahasiswa disabilitas memerlukan perhatian. Terlebih bagi kaum tuna rungu, mereka terbiasa menggunakan bahasa isyarat Indonesia (bisindo).
“Mereka berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat yang berbeda dengan bentuk baku. Secara intelektualitas, mereka tidak mengalami masalah, tetapi kita akan membantu mereka untuk mengungkapkan hal-hal yang mereka pahami dalam bentuk tulisan yang lebih baik,” tutur Prof. Myrtati.
Dalam pelaksanaannya, Help Center UNAIR menggandeng Komunitas Mata Hati untuk memberikan pelatihan penulisan bagi mahasiswa disabilitas dan umum dari UNAIR serta perguruan tinggi lainnya. Mereka menghadirkan redaktur Tempo yang juga alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR Endri Kurniawati.
Pelatihan baru berlangsung selama satu kali beberapa waktu lalu. Pelatihan pertama telah diikuti oleh mahasiswa tunanetra FISIP UNAIR Alfian Andika Yudhistira. Selama pelatihan berlangsung, Endri tak mengalami tantangan berarti sebab intelektualitas Alfian memang tak diragukan. Endri memberikan materi dalam format powerpoint (.ppt) dan langsung dikonversi dalam bentuk suara oleh Alfian.
“Saya lihat teman-teman itu pintar, lucu, dan tetap bergembira. Saya pikir, secara intelektual, mereka tidak ada bedanya dengan teman-teman mahasiswa secara umum. Minggu depan, audiensnya berbeda dari mereka yang tuna rungu, sehingga cara saya berbicara juga harus pelan-pelan dan membaca bibir. Jadi, artikulasi saya harus jelas,” tutur Endri.
Dalam pelatihan tersebut, Endri mengajak peserta untuk membuat kalimat dengan struktur yang tepat. Tentunya, ada subjek, predikat, dan objek.
“Cara menulis dan berbicara itu berbeda. Meskipun untuk menulis yang baik ada resepnya write as you talk, tapi tetap ada pola-polanya. Ini sepertinya mudah tapi dalam praktiknya tidak mudah. Karena orang yang berprofesi sebagai penulis dan wartawan pun, kadang masih belum bisa menulis dengan benar,” terangnya.
Dengan adanya pelaksanaan pelatihan ini, diharapkan kemampuan akademik mahasiswa yang mengikuti pelatihan kepenulisan bisa meningkat. (*)
Penulis : Defrina Sukma S
Editor    : Binti Q. Masruroh

Help Center UNAIR Gaet Ormawa Jadi Relawan



Barangkali tak banyak sivitas akademika yang mengetahui keberadaan lembaga di Universitas Airlangga yang secara khusus mendengar dan merespon keluh kesah mahasiswa. Permasalahan itu didengar dan direspon oleh para ‘ahli’ di bidangnya. Mahasiswa tak perlu khawatir terhadap rahasia permasalahan yang dihadapinya. Sebab, kerahasiaan masalah akan dijamin oleh para punggawa Help Center UNAIR.
Untuk menggaet animo lebih banyak dari mahasiswa, para punggawa Help Center UNAIR mengadakan sosialisasi sekaligus promosi keberadaan lembaga yang secara resmi berdiri tahun 2014. Pada sosialisasi kali ini, para punggawa Help Center UNAIR mengajak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM) UNAIR, dan organisasi mahasiswa di tingkat fakultas untuk menjadi relawan. Sosialisasi itu dilakukan di Aula Student Center Kampus C UNAIR pada Senin (28/3), dan dihadiri oleh Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH, FINASIM.
“Kalau bisa, sebelum kasus berjalan lebih jauh dan lebih lanjut, tim Help Center UNAIR sudah bisa membantu mengatasi permasalahan mahasiswa,” ujar Prof. Djoko dalam sambutannya.
Ketua Help Center UNAIR Dra. Myrtati Dyah Artaria, MA., Ph,D, menuturkan bahwa keterlibatan ormawa bertujuan agar lembaga ini bisa dikenal lebih dekat dengan mahasiswa.
“Jadi, kami mengundang rekan-rekan BEM dan BLM UNAIR agar Help Center ini bisa lebih diketahui di kalangan mahasiswa. Kami juga mengajak kalian yang hadir ini untuk turut serta bergabung menjadi volunter. Kalian kan yang lebih dekat dengan mahasiswa. Kami berharap dengan bergabungnya kawan-kawan dari BEM dan BLM UNAIR bisa membuat Help Center lebih dekat dengan mahasiswa,” ujarnya.
Dra. Liestianingsih Dwi Dayanti, M.Si., selaku tim Help Center UNAIR memberikan paparan mengenai beragam problem yang terkadang dihadapi mahasiswa. Ia mencontohkan banyak kasus baik antara mahasiswa dengan mahasiswa, mahasiswa dengan dosen yang terkadang korban takut untuk melaporkan.
“Jangan takut melapor jika ada pelanggaran yang dilakukan dosen atau rekan mahasiswa. Segera laporkan! Jika ada bukti sms silahkan disimpan, kami akan siap menjaga rahasia pengadu,” ujar Lies selaku pengajar pada Departemen Komunikasi FISIP UNAIR.
Bagaimana cara mendapatkan bantuan dari tim Help Center UNAIR? Tim Help Center UNAIR bisa dihubungi via Fanpage ‘Airlangga Helpcentre’; Twitter (at)helpcenter_ua; dan E-mail di helpcenter.airlangga@gmail.com. Apabila permasalahan dirasa lebih pelik, mahasiswa bisa mendatangi klinikk psikologi Rumah Sakit UNAIR sebagaimana yang disampaikan oleh Dr. Dewi Retno Suminar, M.Si selaku tim Help Center.
“Kami juga sediakan klinik psikologi di Rumah Sakit UNAIR, tepatnya di sayap sebelah timur lantrai dua, kami tarus di RS agar mahasiswa yang ingin konsultasi bisa lebih nyaman,” pungkas Dewi yang juga Wakil Dekan III Fakultas Psikologi UNAIR.
Help Center UNAIR awalnya didirikan pada tahun 2000 sebagai media konsultasi dan pendampingan sivitas akademika FISIP UNAIR. Karenan dirasa perlu untuk diperluas ke tingkat universitas, maka pada tahun 2014, Help Center UNAIR resmi didirikan oleh Wakil Rektor I UNAIR 2010-2015. (*)
Penulis: Nuri Hermawan
Editor: Defrina Sukma Satiti

Help Centre UNAIR Jaring Gagasan Mahasiswa Lewat Lomba Esai



Banyaknya gagasan-gagasan mahasiswa yang belum terekam mendorong Help Centre UNAIR untuk menjaringya dalam sebuah lomba. Sama halnya seperti tahun 2015, kali ini Help Center kembali menggelar lomba esai. Tema yang diusung yakni, “Mewujudkan Kampus Sehat dan Bahagia”. Lomba ini pun banyak mengundang antusias mahasiswa untuk  berpartisipasi.
Menurut Dr.Sri Endah Nurhidayati, S.Sos, M.Si selaku ketua panitia, pengambilan tema kampus sehat dan bahagia ditujukan untuk mencari gagasan tentang cara menciptakan lingkungan kampus yang sehat, baik secara fisik maupun mental dan juga untuk membuat iklim yang menyenangkan dalam pembelajaran.
“Kami di Help Center menginginkan keterlibatan mahasiswa dalam memberikan gagasannya mengenai lingkungan kampus. Sehingga kampus tidak lagi dipandang menakutkan untuk pembelajaran,  tapi juga menyenangkan dan tetap berkualitas. Itulah yang kami tekankan pada tema tahun ini,”ujar Endah.
Proses seleksi dimulai dengan seleksi tulisan, dari seleksi tersebut diputuskan tujuh esai terbaik untuk melaju ke final pada Rabu (31/8). Babak final berupa presentasi oleh tujuh finalis mengenai gagasan dalam esai yang mereka tuliskan.
“Kami meminta peserta membuat idea mapping dalam presentasinya, sehingga mereka harus menggambar atau menuliskan idenya dalam kertas. Kami memang tidak mengijinkan peserta menggunakan power point agar peserta dapat menuangkan idenya tanpa bantuan teknologi. Kami ingin bagaimana dengan keterbatasan, mahasiswa menyampaikan idenya pada orang lain,”tambah Endah.
Dra. Liestianingsih Dwi Dayanti, M.Si., selaku ketua dewan juri dalam babak final mengaku sulit menentukan pemenang. Pasalnya, ketujuh finalis menyampaikan ide yang sangat bagus dan inovatif. Menurut Listianingsih, ada tiga poin penting yang dinilai oleh juri, yakni gagasan, sistematika penulisan dan penampilan. Gagasan yang disampaikan harus memenuhi kriteria orisinil, mudah diaplikasikan dan memberikan sumbangsih untuk UNAIR. Sedangkan sistematika dalam idea mapping akan menunjukkan kemampuan finalis dalam menerjemahkan pemikirannya dalam bentuk gambar atau tulisan. Sedangkan penampilan terkait public speaking juga turut menyumbang penilaian.
“Pada dasarnya semua sudah bagus dan idenya sangat variatif. Secara substansi memang kualitas esai pada tahun ini meningkat dari tahun lalu. Semoga ke depannya akan semakin banyak mahasiswa yang berpartisipasi dalam menuangkan gagasan untuk UNAIR,”ujar Liestianingsih.
Pada final yang berlangsung tiga jam tersebut didapatkan nama-nama pemenang sebagai berikut, Siffian Assauri (Juara 1, FST), Faizha Fitri  (Juara 2, FV), Ali Mustofa (Juara 3, FV), Dio Wicaksono (Juara Harapan1, FISIP), Jiana Rofik (Juara Harapan 2, FKM), Anda Saputro dan Ahmad Afifudin (Juara Haparan 3, FV dan Fpsi). (*)
Penulis: Okky Putri Rahayu
Editor: Nuri Hermawan